Minggu, 10 Desember 2017

Internet Protocol Address : Subnetting



Masih melanjutkan pembahasan pada ulasan mengenai IP Address beberapa minggu lalu, kali ini saya akan membahas subnetting yang hubungannya masih erat dengan IP Address. Pertanyaan pertama yang muncul pasti “Apa itu subnetting?” dilanjutkan dengan “Kenapa harus dilakukan?”
Subnetting adalah   suatu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telah dimiliki.
Fungsi subnetting antara lain adalah sbb:
  1. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
  2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
  3. Pengelolaan yang disederhanakan.
  4. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa IP Address adalah identitas numerik yang terdiri dari 4 blok bilangan angka biner (1 dan 0) . Satu blok angka biner terdiri dari 8 angka biner atau disebut dengan oktet.

Untuk menghitung jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid kita gunakan konsep CIDR (Classless Inter-Domain Routing).

  1. Untuk menghitung jumlah subnet, gunakan rumus 2x , dimana x adalah banyaknya angka 1 pada Host ID.
  2. Untuk menghitung jumlah Host per subnet menggunakan rumus 2y-2, dimana y adalah banyaknya angka 0 pada Host ID.
  3. Untuk menghitung blok subnet, menggunakan rumus 256 – nilai terakhir oktet subnet mask.
  4. Sedangkan host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.  
Contoh 1 : Hitunglah subnet, host pertama, dan broadcast dari IP address 10.0.0.0/18
Analisis : 10.0.0.0 berarti kelas A dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).  
1. Jumlah subnet : 2x = 210 = 1024 subnet
      2. Jumlah host per subnet : 2y – 2 = 28 – 2 = 16.382
      3.      Blok subnet : 256 – 192 = 64
Jadi, IP address 10.0.0.0 atau 1111111.11111111.11000000.00000000 memiliki :
      1.      Jumlah subnet sebanyak 1024 subnet
      2.      Broadcast  : 10.0.63.255
      3.      Host pertama : 10.0.0.1
      4.      Host terakhir : 10.0.63.225

Contoh 2 : Hitung subnet, host pertama, dan broadcast dari IP address  132.162.0.0/24.
Analisis :  132.162.0.0 berarti kelas B dengan Subnet Mask /24 berarti 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
1.            Jumlah Subnet : 2x = 28= 256 subnet
2.            Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 = 28 – 2 = 62 host
3.            Blok Subnet = 256 – 255 = 1

Jadi, IP address 132.162.0.0/24 atau 11111111.11111111.11111111.00000000 memiliki :
1.      Subnet sebanyak 132.162.0.0
2.      Host Pertama : 132.162.0.1
3.      Host Terakhir : 132.162.0.254
4.      Broadcast : 132.162.0.255

Contoh 3 : Hitunglah subnet, host pertama, dan broadcast dari IP address 192.168.1.0/26

Analisis: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
1.      Jumlah Subnet : 2x = 22= 4 subnet
2.      Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 = 26 – 2 = 62 host
3.      Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Jadi, IP address 192.168.1.0/26 atau 11111111.11111111.11111111.11000000 memiliki
1.      Subnet  192.168.1.0
2.      Host Pertama 192.168.1.1
3.      Host Terakhir 192.168.1.62
4.      Broadcast 192.168.1.63

Tidak ada komentar:

Posting Komentar